ME
TENTANGKU
Saya Dedi Priyanto, anak pertama
dari 3 bersaudara.Saya lahir 24 tahun yang lalu di sebuah kota kecil di Jawa
Tengah yaitu Pemalang. Mungkin tidak banyak orang kenal ataupun familiar dengan
kota ini. Tapi menurut saya inilah kota dengan segudang kenangan dan segudang
sejarah juga segudang inspirasi bagi penduduk aslinya . Karena banyak sesuatu
yang unik di dalamnya, banyak temen –temen saya dari luar daerah yang
mengatakan kalau orang2 asli Pemalang terkenal ramah,ulet,dan pantang menyerah.
Pernyataan itu saya dapatkan setalah saya merantau selama kurang lebih selama 5 tahun ini. Pasti anda bertanya-tanya, saya merantau setelah lulus SMK Texmaco Pemalang pada tahun 2006.
Pernyataan itu saya dapatkan setalah saya merantau selama kurang lebih selama 5 tahun ini. Pasti anda bertanya-tanya, saya merantau setelah lulus SMK Texmaco Pemalang pada tahun 2006.
Sebenarnya itupun bukan kemauan
saya, ini karena semata tunututan ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan
untuk membiayai saya melanjutkan ke jenjang kuliah. Saya sebenarnya anak yang
yang mempumyai kemampuan diatas
rata-rata, saya anaknya pendiam, tapi mudah bergaul dengan siapa saja termasuk
sama pemabuk-pemabuk kampung sekalipun.
MASA KECILKU YANG TAK TERLUPAKAN
Kembali lagi ke masa kecil saya,
seperti yang telah diceritakan sebelumnya.Saya di lahirkan di keluarga yang
biasa-biasa saja.Bapak Ibu bekerja sebagai petani. Saya tinggal dekat dengan
keluarga ibu saya, keluarga ibu saya di kampumg sangat terkenal dengan keluarga
dengan anak-anaknya yang pintar di sekolah, Mungkin saya salah satunya.
Kehidupan kecil saya cukup
bahagia, punya banyak temen bermain bersama teman sebaya. Yah, itulah masa
kecil saya, yang sekarang entah dimana mereka. Saya tinggal di sebuah dusun
kecil bernama Tambakyudha,dengan nama desa Bojongnangka. Kemudian saya mulai
menuntut ilmu di Taman kanak-kanak Yudha Shakti,Bojongnangka. Disinilah saya
mulai belajar bersosialisasi, saya punya sahabat namanya Yitno,dia berbadan
besar,anaknya berani,dia kebetulan tetangga saya dan juga teman main saya di
rumah. Saya merasa terlindungi berteman dengan dia, karena saya jujur anaknya
penakut, selalu mengalah sama lawan.
Saya masih ingat indah betul masa-masa di taman kanak-kanak ini. Mungkin
orang-orang di kampung saya menganggap kalau sekolah di taman kanak-kanak hanya
membuang uang saja, karena seringnya mangadakan tour pariwisata. Tapi orang
tuaku beranggapan lain karena belajar sejak dini akan membuat mental anak lebih
siap ketika masuk ke sekolah dasar.
Hari itupun tiba, pendaftaran
untuk masuk sekolah dasar dibuka. Orang tuaku mendaftaran saya di Sekolah Dasar
Negeri 03 Bojongnangka. Ini memang sekolah tradisi di keluarga kami. Seperti
biasanya jika hari pertama masuk sekolah orangtua dan anak-anak sibuk dari
menjelang subuh sampai pagi, karena harus mengantar anaknya untuk mencari
tempat duduk di kelas/sekolah barunya . Tapi lain dengan orangtua saya, mereka hanya
menitipkan saya kepada orangtua Wayitno,teman saya. Kemudian kami berangkat
sekolah seperti biasa,pagi jam6. Tak perlu rebutan karena semua bangku tersedia
untuk semua murid. Hari-hari saya lalui, kenal teman baru, guru baru, dan
suasana baru. Sampai sutu ketika tepatnya waktu kelas 3. Saya menyaksikan
Fitnah yang dilakukan oleh anak seumuran kelas 3 SD, ini terjadi saat kelas
belum ada gurunya, dan salah satu anak kelas 3 yang bernama Gagah membuat gadud
di kelas dengan memukul-mukul meja, seketika itu guru pun dating karena
mendengar sura gaduh tersebut.kemudian si guru menanyakan pada kita semua,
kemudian Gagah yang mewakili jawaban kami yaitu dengan menuduh Muji yang
menjadi biang kegaduhan ini,Muji adalh musuh Gagah jika di rumah. saya dan
teman lainya terdiam karena takut pada keberadaan Gagah, karena di daerah dia
terkenal dengan kelompok daerah yang suka berantem. Muji pun diusir oleh guru
tersebut, keluar dari sekolah ini. Sampai akhirnya dia (Muji) tidak mau
melanjutkan sekolah lagi.
(bersambung)
(bersambung)